Senin, 10 Mei 2021
RUSIA TIDAK MENEMUKAN VIRUS DARI HASIL OTOPSI JENAZAH COVID-19
Beredar ebuah pesan berantai yang diklaim bersumber dari Kementerian Kesehatan Rusia. Pesan berantai ini berisi klaim bahwa hasil autopsi di Rusia terhadap jenazah Covid-19 menunjukkan bahwa Covid-19 tidak berbentuk virus, melainkan bakteri yang telah terpapar radiasi dan menggumpal di darah sehingga menyebabkan kematian.
Selain klaim bahwa Covid-19 bukan virus, disebutkan para dokter Rusia tidak menjalankan kesepakatan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO dengan melakukan autopsi terhadap jenazah Covid-19.
CEK FAKTA :
Pesan berantai ini sebelumnya pernah beredar. Ketika itu, otoritas yang tertulis adalah pemerintah Italia, bukan pemerintah Rusia.
Dilansir cekfakta.tempo.co, Rusia mengandalkan analisis post-mortem untuk memutuskan apakah kematian orang yang terinfeksi disebabkan oleh Covid-19. Pada Desember 2020, Tatyana Golikova, Wakil Perdana Menteri Rusia, mengatakan semua kematian Covid-19, kecuali dilarang oleh agama, tunduk pada analisis post-mortem ini.
Klaim bahwa Rusia melanggar kesepakatan WHO karena mengautopsi jenazah Covid-19 juga tidak sesuai fakta. Pada 24 Maret 2020, WHO menerbitkan panduan yang berjudul "Infection prevention and control for the safe management of a dead body in the context of COVID-19: interim guidance".
Dalam panduan ini, WHO memuat panduan keamanan untuk melakukan autopsi terhadap jenazah pasien Covid-19. Salah satunya adalah perlindungan bagi mereka yang mengautopsi, ketersedian alat pelindung diri (APD), dan melibatkan sedikit staf untuk mengautopsi.
KESIMPULAN :
Klaim bahwa Rusia tidak menemukan virus dalam hasil autopsi jenazah Covid-19, keliru. Klaim ini bertolak belakang dengan hasil autopsi yang dilakukan di Rusia terhadap jenazah pasien Covid-19. WHO pun tidak pernah melarang sebuah negara untuk melakukan autopsi terhadap jenazah Covid-19.
Informasi ini adalah kategori jenis MISLEADING CONTENT
RUJUKAN :
1. https://bit.ly/3eQJvUB
2. https://bit.ly/33QxHvd
3. https://bit.ly/2RpmvTP